RELEVANSI KUNJUNGAN ORANG MAJUS PADA SAAT INI


    Kisah kunjungan orang Majus dari Timur dalam Injil Matius 2:1-12 mengandung makna yang relevan bagi kehidupan ini. Pertama, ini mengajarkan bahwa Tuhan memanggil semua orang, tanpa memandang latar belakang budaya, ras, atau agama, untuk datang kepada-Nya. Orang Majus, yang bukan berasal dari bangsa Israel, menjadi simbol inklusivitas dalam rencana keselamatan Allah. Hal ini mengingatkan kita bahwa iman adalah perjalanan universal yang melibatkan setiap manusia. Bagi warga negara Indonesia, kisah Matius 2:1-12 memiliki pesan penting terkait semangat inklusivitas, persatuan, dan penghormatan terhadap keberagaman. Orang Majus, yang berasal dari bangsa lain, menunjukkan bahwa Tuhan memanggil semua orang tanpa memandang perbedaan latar belakang. Dalam konteks Indonesia yang kaya akan budaya, suku, dan agama, ini mengingatkan akan pentingnya saling menghormati dan membangun persaudaraan sejati.

    Bintang yang menuntun orang Majus menggambarkan bagaimana Allah memimpin manusia menuju terang-Nya melalui berbagai cara. Dalam kehidupan modern, bintang itu dapat diartikan sebagai tanda-tanda kasih Allah: firman-Nya, pengalaman hidup, atau orang-orang yang menginspirasi untuk mendekat kepada Tuhan. Tugas umat beriman adalah peka terhadap tanda-tanda itu dan siap meresponsnya dengan tindakan nyata. Bintang yang menuntun orang Majus dapat menginspirasi untuk menjadi "bintang" bagi orang lain. Sebagai warga negara, semua dipanggil untuk menjadi teladan dalam kebajikan, keadilan, dan kasih, sehingga dapat membawa terang bagi masyarakat sekitar. Peran ini sangat penting dalam menjaga keharmonisan di tengah tantangan sosial dan politik.

    Persembahan orang Majus – emas, kemenyan, dan mur – mengajarkan untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Persembahan ini tidak hanya berupa materi, tetapi juga hati yang tulus, bakti, dan pengorbanan dalam pelayanan kepada sesama. Persembahan orang Majus juga mengajarkan pentingnya memberikan yang terbaik bagi bangsa dan sesama. Hal ini dapat diwujudkan melalui kerja keras, kejujuran, dan pengabdian untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Selain itu, ketaatan orang Majus kepada kehendak Allah menjadi pengingat untuk tetap setia pada nilai-nilai moral dan spiritual meskipun menghadapi godaan untuk berbuat salah.

    Relevansi lain dari kisah ini adalah panggilan untuk tetap setia meski menghadapi tantangan. Orang Majus tidak menyerah dalam pencarian mereka meskipun perjalanan mereka panjang dan berbahaya. Mereka juga taat kepada peringatan Allah untuk menghindari Herodes. Ini mengajarkan pentingnya mendengarkan suara Tuhan dalam keputusan hidup.

    Kisah ini mendorong umat beriman untuk menjadi seperti orang Majus: berani mencari kebenaran, membawa persembahan terbaik, dan hidup seturut kehendak Allah, meskipun dunia sering kali memberikan tantangan dan godaan. Dengan meneladani semangat iman, kebijaksanaan, dan kerendahan hati orang Majus, sebagai warga Indonesia memiliki tanggung jawab untuk dapat membangun masyarakat yang harmonis, penuh kasih, dan setia pada nilai-nilai yang luhur. @memetjohan


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EKOTEOLOGI; Harmoni Antara Spiritualitas dan Lingkungan

KASIH DALAM KEBERAGAMAN

MENJADI KATOLIK, MENJADI INDONESIA