Peristiwa Natal adalah peristiwa kasih Allah kepada manusia

 



Perayaan Natal selalu membawa sukacita dan damai sejahtera bagi hidup kita, karena Yesus datang untuk membebaskan kita dari belenggu dosa. Oleh Dia yang lahir di kandang hewan, wafat di kayu salib, dan kemudian bangkit dari antara orang mati, kita dilahirkan kembali sebagai ciptaan baru dan memperoleh hidup kekal.


Orang-orang bijak dari Timur dengan bantuan bintang datang untuk menyembah-Nya dan mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur. Setelah mengalami sukacita dalam perjumpaan yang istimewa tersebut, orang-orang bijak itu kembali ke negerinya melalui jalan lain seperti yang ditunjukkan Tuhan (bdk. Mat. 2:12). Mereka mampu melewati tantangan, hambatan, dan kesulitan dalam perjalanan mereka mencari Yesus dan setelah berjumpa dengan-Nya mereka juga berani menempuh jalan baru yang belum tentu lebih mudah dari sebelumnya.


"Jalan lain" itu dapat dipahami juga secara rohani. Sesudah bertemu dengan Yesus, orang tidak lagi menjalani hidup dengan cara lama, tetapi dengan cara yang baru, menjadi manusia baru. Dengan demikian, Natal juga mengajak kita untuk menemukan jalan baru dan kreatif dalam mewartakan kasih-Nya kepada sesama dan semua makhluk ciptaan.


Orang-orang bijak dari Timur yang berjalan bersama-sama mencari Yesus mengajak kita untuk berjalan bersama juga, dalam menemukan kehendak Dia yang "tinggal di antara kita" (bdk.Yoh.1:14) untuk menegakkan Kerajaan Kasih-Nya. Sebagai warga bangsa dan warga Gereja, meskipun kita bhinneka - berbeda agama, suku, golongan, budaya - kita mesti selalu berjalan bersama agar dalam kebersamaan itu mampu menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan hidup.


Keanekaragaman merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri, dirawat, dan dikembangkan. Kebhinekaan yang kita sadari sebagai anugerah Tuhan itu seharusnya mendorong kita untuk saling bergandengan tangan dalam mewujudkan tata kehidupan bersama yang lebih bermartabat.


Dengan berjalan bersama kita dimampukan untuk "pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat": membangun kembali kehidupan dari keterpurukan dalam berbagai bidang akibat pandemi COVID19; membangun peradaban kasih di tengah menguatnya tindak kekerasan; merajut kerukunan di tengah merebaknya intoleransi; mempopulerkan budaya jujur di tengah mengguritanya tindak kejahatan korupsi; menggemakan pertobatan ekologis di tengah maraknya kerusakan lingkungan hidup, dan mengembangkan hidup berpolitik yang beretika menjelang pesta demokrasi tahun 2024.


Berjalan bersama dapat menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Oleh karenanya semangat itu perlu ditopang dengan sikap saling memahami, menerima, mendengarkan, dan menghargai kawan seperjalanan yaitu seluruh warga bangsa kita. Kita hilangkan berbagai pikiran negatif dan prasangka buruk. Kita kembangkan budaya hidup damai dan bersaudara.


Kasih Allah juga bisa diwartakan dengan kesediaan kita untuk menjadi teman dan sahabat bagi saudara-saudari kita yang menjadi korban pelecehan seksual, peredaran obat-obat terlarang, pemutusan hubungan kerja, diskriminasi, bencana alam, dan berbagai bentuk ketidakadilan lainnya. Kasih Allah yang hadir dalam peristiwa Natal ini memanggil kita untuk peduli pada sesama yang sedang menderita, karena apa yang kita lakukan untuk saudara-saudari kita yang sedang menderita atau mengalami kehinaan, kita lakukan juga untuk Allah (bdk. Mat. 25:40).


Berlandaskan iman yang teguh dan kasih yang tulus kita bersama-sama dapat menumbuhkan harapan dan semangat saudara-saudari kita untuk kembali melangkah dan berjuang meraih mimpi mimpi yang mungkin telah hilang. Berani berpihak kepada korban juga merupakan jalan kasih yang perlu kita tempuh saat ini, mana kala masih banyak orang yang hanya menjadi penonton saat sesamanya menderita, atau sengaja menutup mata agar hidupnya tetap aman dan nyaman. Teladan orang Samaria yang tergerak oleh belas kasih untuk menolong korban perampokan (bdk. Luk.10:25-37) perlu dihidupkan dan diwujudkan dalam keseharian kita.


Kehadiran Sang Kasih Sejati yang menyelamatkan kita harus terus diwartakan. Berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai karya manusia seharusnya dimanfaatkan untuk memuliakan Allah dengan membangun tata kehidupan bersama yang penuh kasih. Media sosial sebagai bagian dari kemajuan ini menawarkan jalan-jalan menarik untuk mewartakan kasih Allah.


Marilah kita menuliskan pendapat, renungan, dan kotbah yang menyejukkan dan mendamaikan hati banyak orang. Kita mengunggah foto-foto tentang keindahan hidup bersama di tengah aneka perbedaan atau membuat film-film pendek yang menginspirasi orang untuk peduli kepada orang lain serta alam sekitarnya. Kita mengisi ruang publik dengan kesejukan dan kedamaian guna menyebarluaskan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, kesederhanaan, dan kebersamaan. Marilah kita juga berani melawan ujaran kebencian dan berita bohong yang dapat merusak kerukunan hidup bersama.


Dalam terang Natal kita diajak untuk semakin bijak dan cerdas dalam bermedia sosial, semakin kreatif dalam mewartakan kasih, semakin setia dalam memegang nilai-nilai moral dan etika di dunia maya, sehingga kasih Allah semakin terpancar dan damai sejahtera semakin nyata. Jalan-jalan kreatif yang ditawarkan oleh media sosial sudah sepantasnya kita manfaatkan sebagai sarana pewartaan sehingga mampu menggerakkan banyak orang untuk menjadi duta-duta kasih dan pelopor perdamaian di lingkungan keluarga, Gereja, dan masyarakat.


Semoga dalam menyambut dan merayakan Hari Natal ini, kita sungguh merasakan kasih-Nya. Allah Sang Kasih selalu bersama dengan kita, Imanuel, Allah beserta kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita dalam keadaan apa pun (bdk. Ibr. 13:5). Ia juga selalu menjaga kita sehingga kaki kita tidak pernah goyah (bdk. Mzm. 121:3) dalam mencari dan menemukan jalan jalan kreatif agar karya keselamatan Allah dapat dirasakan oleh sebanyak mungkin orang.

 

Dalam tradisi Kristen, orang-orang Majus yang disebut berasal dari Timur adalah orang-orang yang ahli perbintangan dari Persia. Mereka melakukan perjalanan panjang dari negerinya menuju Yerusalem karena mereka telah melihat satu tanda yang ajaib di langit yaitu sebuah bintang spesial.

Perjalanan dari Persia ke Yerusalem jika dilihat dari googlemaps mencapai jarak sekitar 1.150 km atau bila kita merujuk kepada kitab perjanjian lama Ezra "Tepat pada tanggal satu bulan pertama ia memulai perjalanannya pulang dari Babel dan tepat pada tanggal satu bulan kelima ia tiba di Yerusalem, oleh karena tangan murah Allahnya itu melindungi dia" (Ezra 7:9)

Jadi perjalanan berbulan-bulan tersebut dapat dikatakan sebuah perjalanan mahal dan beresiko tinggi. Mahal karena harus mempersiapkan bekal makan, pakaian, logistik termasuk uang. Beresiko tinggi karena tentu ancaman perampok, penyakit badai gurun dan lain sebagainya.

Tentulah orang-orang ini memiliki alasan logis dan kuat untuk berani meninggalkan kenyamanan negerinya dan mempertaruhkan nyawa demi mengejar bintang yang belum pasti akan membawa mereka kepada tujuannya.

Perjalanan orang Majus niscaya bukan sekedar perjalanan biasa, melainkan sebuah perjalanan spiritual manusia. Ya, manusia-manusia yang dalam tanda kutip sudah mapan, sudah memiliki segalanya namun ternyata masih merindukan pengalaman spiritual yang nyata.

Peristiwa maha besar dalam sejarah manusia adalah kelahiran sang Firman menjelma menjadi manusia. Allah memanggil orang-orang "kafir" untuk menjadi saksi kehadirannya menyapa manusia pada natal pertama.

Para Majus masuk ke Yerusalem kota besar itu dengan asumsi akan menemukan Sang Raja dalam istana megah Herodes. Tetapi Putra Natal tidak tinggal dalam istana megah Yerusalem. Mereka salah! Mereka keliru!

Perjalanan orang Majus niscaya bukan sekedar perjalanan biasa, melainkan sebuah perjalanan spiritual manusia. Ya, manusia-manusia yang dalam tanda kutip sudah mapan, sudah memiliki segalanya namun ternyata masih merindukan pengalaman spiritual yang nyata.

Peristiwa maha besar dalam sejarah manusia adalah kelahiran sang Firman menjelma menjadi manusia. Allah memanggil orang-orang "kafir" untuk menjadi saksi kehadirannya menyapa manusia pada natal pertama.

Para Majus masuk ke Yerusalem kota besar itu dengan asumsi akan menemukan Sang Raja dalam istana megah Herodes. Tetapi Putra Natal tidak tinggal dalam istana megah Yerusalem. Mereka salah! Mereka keliru!

Ketika orang-orang Majus meninggalkan istana Herodes, mereka kembali dapat melihat bintang itu yang menuntun mereka sampai di atas tempat Yesus berada bersama Yusuf dan Maria.

Sukacita menemukan Yesus dimanifestasikan dengan menyembah Dia. Adakah mereka sadar telah menyembah Yesus bukan di istana raja? Ya, kini mereka telah melihat dengan jelas Sang Raja itu amatlah berbeda.

Karena ketulusan hati orang-orang Majus Allah tidak ingin mereka kembali kepada Herodes, Allah menuntun mereka pulang ke negerinya melalui jalan lain.

Di jalan yang lama Herodes telah menunggu dengan geramnya. Jalan yang lama adalah jalan kesombongan, jalan dosa jalan yang menuju maut. Tetapi di jalan yang lain, orang-orang Majus akan menjadi saksi Natal. Jalan yang menuju kepada pertobatan, jalan sukacita dan jalan yang menuju kehidupan.

Point penting dalam pesan Natal 2022 adalah :

1. Kebhinekaan

"Keanekaragaman merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri, dirawat, dan dikembangkan. Kebhinekaan yang kita sadari sebagai anugerah Tuhan itu seharusnya mendorong kita untuk saling bergandengan tangan dalam mewujudkan tata kehidupan bersama yang lebih bermartabat"

 

2. Membangun Peradaban

"Membangun peradaban kasih di tengah menguatnya tindak kekerasan; merajut kerukunan di tengah merebaknya intoleransi; mempopulerkan budaya jujur di tengah mengguritanya tindak kejahatan korupsi; menggemakan pertobatan ekologis di tengah maraknya kerusakan lingkungan hidup, dan mengembangkan hidup berpolitik yang beretika menjelang pesta demokrasi tahun 2024"

 

3. Menjadi teman di kala susah

"Kasih Allah juga bisa diwartakan dengan kesediaan kita untuk menjadi teman dan sahabat bagi saudara-saudari kita yang menjadi korban pelecehan seksual, peredaran obat-obat terlarang, pemutusan hubungan kerja, diskriminasi, bencana alam, dan berbagai bentuk ketidakadilan lainnya"

 

4. Pemanfaatan teknologi informasi secara bijak

"Marilah kita menuliskan pendapat, renungan, dan kotbah yang menyejukkan dan mendamaikan hati banyak orang. Kita mengunggah foto-foto tentang keindahan hidup bersama di tengah aneka perbedaan atau membuat film-film pendek yang menginspirasi orang untuk peduli kepada orang lain serta alam sekitarnya. Kita mengisi ruang publik dengan kesejukan dan kedamaian guna menyebarluaskan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, kesederhanaan, dan kebersamaan. Marilah kita juga berani melawan ujaran kebencian dan berita bohong yang dapat merusak kerukunan hidup bersama"


Peristiwa Natal adalah peristiwa kasih Allah kepada manusia. Sang Sabda menjelma menjadi manusia. “Kristus Tuhan sudah lahir di kota Daud.” Para malaikat mewartakan kabar sukacita itu bahwa Allah memberikan kegembiraan besar kepada manusia. Nyanyian malaikat berkumandang, karena Sang Raja Damai telah lahir dan hidup bersama seluruh peristiwa hidup manusia.

Senyap, gelap, dingin dan sunyinya malam telah dihalau oleh Sang Terang. Dunia bersukacita. Dunia bergembira. Dunia menyanyikan lagu puji-pujian karena Allah telah sempurna menyatakan rencana-Nya. Kegelapan sirna karena kelahiran Yesus. Dunia yang hampa diberikan harapan, yaitu Juru Selamat dunia yang telah lahir. Kelahiran-Nya merupakan penggenapan janji Allah, wujud kasih Allah kepada manusia.


Nuansa Natal sarat dengan peristiwa kasih, sehingga merayakan Natal tidak berhenti pada bangga akan kasih Allah kepada kita. Menghayati makna Natal berarti kita dipanggil untuk meneruskan tongkat estafet sukacita bagi dunia. Hadir dan terlibat memberikan harapan bagi yang mengalami kegelapan: Itulah Natal.

Melalui natal ini, kita belajar untuk berani berjalan menemukan Yesus. Setelah menemukan Dia mari kita menyembah-Nya. setelah menyembah-Nya kita tidak kembali kepada jalan-jalan lama kita yang sia-sia, tetapi biarlah Allah menuntun kita menuju jalan yang "lain"- Jalan Pertobatan!.

Pesa indah dari Paus Fransiskus yang memaknai Natal.

Natal biasanya merupakan pesta yang bising; kita bisa menggunakan sedikit kesunyian, untuk mendengar suara Cinta.

Natal adalah ANDA, ketika Anda memutuskan untuk dilahirkan kembali setiap hari dan membiarkan Tuhan masuk ke dalam jiwa Anda.

Pohon Natal adalah Anda, saat Anda melawan angin kencang dan kesulitan hidup.

Dekorasi Natal adalah Anda, ketika kebajikan Anda adalah warna yang menghiasi hidup Anda.

Lonceng Natal adalah Anda, saat Anda memanggil, berkumpul dan berusaha untuk bersatu.

Anda juga merupakan cahaya Natal, saat Anda menerangi jalan hidup orang lain dengan kebaikan, kesabaran, kegembiraan, dan kemurahan hati.

Malaikat Natal adalah Anda, saat Anda menyanyikan pesan perdamaian, keadilan, dan cinta kepada dunia.

Bintang Natal adalah Anda, ketika Anda memimpin seseorang untuk bertemu dengan Tuhan.

Anda juga orang bijak, ketika Anda memberikan yang terbaik, Anda tidak peduli siapa.

Musik Natal adalah Anda saat Anda menaklukkan keharmonisan di dalam diri Anda.

Hadiah Natal adalah Anda, ketika Anda benar-benar teman dan saudara dari setiap manusia.

 

Selamat Natal dan Selamat Tahun Baru 2023

Tuhan Memberkati Kita semua. (memet_johan)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMAKNAI PERTOBATAN ; BERUBAH DAN BERBUAH !!

PERTOBATAN MEMBAWA KESELAMATAN

KEBIASAAN BAIK UMAT KATOLIK