MAKNA MASA ADVEN BAGI UMAT KATOLIK

 


Kita sudah sering mendengar atau bahkan menyebut kata ‘adven’, tapi apa sebenarnya arti dari kata itu? Kata ‘adven’ berasal dari kata Latin ‘adventus’ yang berarti kedatangan. Kedatangan siapa? Tidak lain adalah kedatangan Yesus. Maka ‘masa adven’ berarti masa untuk menunggu kedatangan Tuhan Yesus. Masa adven ini berlangsung selama 4 minggu, yakni dari Minggu Adven I sampai dengan Minggu Adven IV. Pada Minggu I adven inilah dimulai tahun liturgi yang baru.  Bacaan-bacaan Kitab Suci untuk Minggu I dan II Adven berfokus pada kedatangan Yesus untuk kedua kalinya, sedangkan Minggu III dan IV Adven mengarahkan kita pada kelahiran Yesus.

 

Masa adven selalu dimulai pada akhir November atau awal Desember. Pada setiap tanggal 30 November atau hari Minggu yang paling dekat dengan tanggal tersebut, Gereja Katolik memulai masa Adven. Masa adven berakhir pada tanggal 24 Desember sebelum perayaan malam Natal. Mengapa kita menantikan kedatangan Yesus? Perjanjian Baru menyatakan Yesus sebagai Mesias bangsa Yahudi, meskipun Yesus bukanlah Mesias yang diharapkan oleh kebanyakan orang Yahudi pada saat itu; sebab bangsa Yahudi saat itu menantikan Mesias yang dapat mengusir bangsa Romawi yang menjajah mereka. Injil dengan jelas menyatakan bahwa Kristus tidak datang untuk mendirikan Kerajaan di dunia atau untuk membebaskan orang-orang Yahudi dari penjajahan Romawi; tetapi Ia mewartakan Kerajaan Surga bagi bangsa Yahudi dan bangsa non- Yahudi.

 

Kitab Suci mengajarkan agar kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan. Persiapan diri yang dimaksud adalah ‘berjaga-jaga’, karena memang inilah yang diperintahkan oleh Kristus untuk menyambut kedatangan-Nya (lih. Mat 24:42. Mat 25:13; Mrk 13:33). ‘Berjaga- jaga’ di sini maksudnya adalah untuk mengarahkan pandangan kita kepada hal-hal surgawi, dan bukan kepada hal- hal duniawi, pesta pora, dan dosa, seperti yang dilakukan orang banyak pada jaman nabi Nuh (lih. Mat 24:37-39, Kej 6:5-13). Dengan demikian, masa Adven merupakan masa pertobatan, masa di mana kita dipanggil Allah untuk kembali ke jalan Tuhan.

 

Apakah masa Adven tertulis dalam Kitab Suci? Jawabannya: jelas tidak. Kitab Suci tidak secara eksplisit berbicara mengenai masa Adven. Sekalipun demikian, bukan berarti bahwa masa Adven ini tidak ada dasar dalam Kitab Suci. Masa Adven tetap mempunyai dasar yang kuat dalam Kitab Suci. Dasarnya adalah bahwa Allah selalu menginginkan agar umat-Nya mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya. Hal ini bukan merupakan suatu ‘ide baru’; tetapi memang sudah diajarkan dalam Kitab Suci.

    Bacaan Injil Minggu adven I diambil dari Mat 24:37-44. Konteks bacaan ini adalah kotbah tentang akhir zaman. Bab 24-25 konteksnya adalah penjelasan tentang akhir zaman atau parusia. Jadi, kalau mau memahami KS itu jangan hanya melihat satu dua ayat lalu ditafsirkan, bisa berabe. Seperti kasus yg beberapa hari lalu sempat viral tentang patung, mengambil satu ayat dari kitab Yesaya lalu ditafsirkan sendiri, padahal tidak tau ayat itu konteksnya apa.

Pertama, konsep Yahudi tentang akhir zaman itu selalu dihubungkan dengan kedatangan Anak Manusia atau Mesias atau Sang Ratu Adil. Siapa, kapan, dimana dan bagaimana Sang Ratu Adil itu akan datang? Tidak ada seorang pun yang tahu selain Allah. Hanya akan ada tanda-tanda alam atau peristiwa-peristiwa aneh yang menyertainya. Yang jelas, kalau Mesias sudah datang, berarti kiamat sudah dekat. Kalau kiamat sudah dekat, apa yang perlu kita lakukan? Ya berjaga-jaga. Itu konsepnya.

Kedua, poin terpenting dari perikop ini adalah....lebih baik berjaga-jaga dan menyiapkan diri dari pada menduga-duga atau meramal-ramal. Tidak usah percaya pada ramalan-ramalan, apalagi menjadi peramal. Yang penting menyiapkan diri sebaik-baiknya, setiap saat, setiap waktu. Mau besok kiamat ya siap. Mau bulan depan atau tahun depan kiamat ya siap. Mau meninggal duluan sebelum kiamat ya siap. Pokoknya asal sudah siap lalu mau apa? Apa yang perlu ditakuti. Tetap takut Pak. Ya wajar. Sejauh masih punya rasa takut artinya masih menyadari diri bahwa punya salah dan dosa. Rasa salah dan dosa itulah yang menghantarkan kita ke pertobatan. Yang salah itu ketika kita merasa tidak punya salah.

Ketiga, nasihat untuk berjaga-jaga ini disampaikan Yesus sesaat sebelum kisah sengsara, wafat dan kebangkitanNya (bab 26). Yesus sudah tau bahwa sebentar lagi Ia akan ditangkap dan mengalami penderitaan yang berat. Oleh sebab itu Ia menyiapkan para muridNya untuk menghadapi peristiwa yang kelam itu. Karena bukan hanya diriNya, tetapi juga para muridNya akan mengalami peristiwa kelam, dikejar-kejar, dianiaya bahkan dibunuh. Poinnya: menjadi pengikut Kristus tidaklah mudah. Banyak resiko yang harus siap dipikul. Gambaranya: kalau ada dua orang di ladang, yang satu akan dibawa yang satunya akan ditinggalkan. Menyakitkan dan menyedihkan!

     Kata kunci untuk penantian adalah dengan berjaga jaga. Itulah yang disabdakan Tuhan pada Injil hari ini. Agar kedatangan hari Tuhan tidak mengejutkan bagi kita, hendaklah kita berjaga jaga. Kita mesti berjaga jaga sambil berdoa. Tampak disini, berdoa bukan sekedar untuk memuji dan memohon kepada Tuhan mengenai apa yang kita perlukan Berdoa juga bermakna bagi perlindungan kita terhadap godaan dan berbagai hal yang membuat kita tidak siap menyambut kedatangan Tuhan.

 

    Perayaan Adven merupakan peringatan akan masa persiapan menyambut kelahiran Kristus dalam kedatangan-Nya yang pertama, dan penegasan masa penantian akan kedatangan Kristus yang kedua. Tidak ada yang salah jika kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Kristus, malah itu adalah keharusan, seperti diserukan oleh Yohanes Pembaptis, ataupun oleh Yesus sendiri.

 

    Selama masa adven, Gereja membuat simbol-simbol yang disebut dengan Korona Adven (lingkaran Adven). Korona Adven berbentuk sebuah lingkaran yang diuntai dengan daun-daun pinus atau cemara dan di atasnya dipasang empat lilin (tiga lilin berwarna ungu yang menyimbolkan pertobatan dan penantian; dan satu lilin berwarna merah muda yang menyimbolkan sukacita); selain itu masih diberi asesoris lain seperti pita berwarna ungu dan merah.

 

    Tuhan akan menepati janji-Nya. Itu pasti. Ia tidak PHP. Hanya kita yang sering PHP. Tuhan akan datang sebagai pembawa keadilan. Karenanya, kita hanya diminta supaya bersabar sedikit. Hanya kadang-kadang yang membuat kita tidak sabar adalah karena kita maunya serba cepat dan instan. Kita mau supaya sekali kita minta, Tuhan langsung kabulkan. Kita tidak menghargai proses yang sudah Tuhan siapkan. Tuhan memastikan bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita. Kita hanya diminta supaya sedikit menunggu. Itulah adven (Latin: ‘Adventus’ yang artinya ‘Kedatangan’). Yang dibutuhkan dalam menyambut kedatangan seseorang adalah sikap sabar untuk menunggu.

 

    Banyak relasi terputus karena tidak sanggup menunggu. Kita selalu merasa di-PHP ketika yang ditunggu tak kunjung datang. Termasuk dalam berelasi dengan Tuhan juga bisa demikian. Orang yang tidak sabar menunggu waktu Tuhan akan berpaling dari Tuhan.

 

    Adven adalah masa penantian akan kedatangan Tuhan. Dua pekan pertama Masa Adven merupakan penantian kedatangan Yesus untuk kedua kalinya. Pekan ketiga ke atas merupakan penantian terhadap kelahiran Yesus. Dia yang adalah Tunas Keadilan akan hadir di tengah-tengah kita.

 

    Masa adven merupakan masa persiapan yang diwarnai oleh semangat penantian, penuh pengharapan, dan sukacita; sebab Tuhan datang untuk menyelamatkan umat-Nya. Kita perlu menanggapi kedatangan Tuhan itu dengan semangat tobat dan berjaga-jaga.

 

    Berjaga-jaga artinya sadar dan tidak tidur. Ketika kita tidak tahu lagi apakah yang kita lakukan itu berdosa atau tidak, dalam arti itulah sebenarnya kita tidak sadar dan tertidur. Dalam masa adven ini, kita diajak untuk berjaga-jaga, artinya untuk sadar dan melihat kembali ke mana arah perjalanan kita selama ini; dan kalau memang sudah berada di luar jalur, mari kita kembalikan ke jalurnya. Jangan ‘tertidur’ dalam hal-hal yang tidak dikehendaki oleh Tuhan.

 

    Adven merupakan masa di mana kita harus jeda dari kesibukan kita dan mengambil waktu untuk merawat kesehatan hidup rohani kita. Prinsip ‘kerja, kerja, kerja’ itu baik. Mengejar harta duniawi itu baik, tetapi mencari Tuhan itu nomor satu. Harta yang kita punyai itu tidak datang begitu saja kalau Tuhan tidak merestuinya. Harta kita adalah titipan Tuhan untuk kita.

 

    Segala hal yang kita punyai saat ini semata-mata pemberian dari Tuhan. Maka, jangan hanya ingat apa yang diberikan tapi lupa pemberi-Nya. Tuhan mau supaya kita ingat pemberi-Nya, yaitu Tuhan sendiri. Tuhan bisa memberi lebih dari apa yang sudah pernah diberikan-Nya, asalkan kita tidak menjauh dariKita ingat Tuhan dengan cara terus berkomunikasi dengan-Nya. Itulah doa, yang harus kita isi sepanjang hidup kita. Jangan lupakan Tuhan yang sudah memberi banyak dalam hidup kita. Jangan sampai kita sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan sesaat, sampai melupakan Tuhan yang sudah memberikan segala-galanya bagi kita. Bersyukurlah terhadap segala sesuatu yang kita peroleh.

 

Kehadiran Tuhan selalu disertai dengan tanda-tanda. Tujuannya supaya kita bisa membaca tanda-tanda itu dan menyelaraskan hidup kita dengan kehendak Tuhan. Satu nasihat untuk kita: “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia” (Luk. 21:36).

Sekurang –kurangnya ada dua pesan yang hendak disampaikan berkat kedatangan Tuhan itu.

Pertama, Tuhan datang tidak seturut rencana manusia, Tuhan datang secara tiba tiba tanpa pernah kita duga sebelumnya. Dengan kata lain, Tuhan mempunyai rencana sendiri terkait kedatangan-Nya. Oleh karena itu, perihal waktu kedatangan Tuhan manusia tidak perlu repot repot mengurusinya. Manusia tidak perlu sibuk meramalkan waktu kedatangan Tuhan dengan pelbagai macam perhitungan manusia. Yang diminta dari manusia adalah sikap siap sedia saat Tuhan datang.

 

Kedua, identitas Tuhan yang datang ini haruskah kita ketahui dan kita kenal. Tuhan yang akan datang ditengah tengah kita adalah Tuhan yang menghendaki kehidupan yang damai, sejahtera dan bahagia. Kedamaian, kebahagiaan dan kesejahteraan yang dimaksudkan bukanlah yang hanya bisa dinikmati segelintir orang melainkan yang bisa dirasakan dan dialami oleh segala bangsa, semua orang. Dengan demikian, pelbagai macam konflik yang timbul atau persengketaan yang dicari cari, bukanlah kondisi yang diharapkan pada kedatangan Tuhan.

 

Maka dari itu, marilah kita isi masa adven ini dengan sikap berjaga-jaga, artinya sikap tobat, sambil memperbaharui lagi hidup doa kita, supaya relasi kita dengan Tuhan tetap terjadi, sampai waktunya tiba Tuhan datang menguji kita semua.

 

Untuk kita sekarang, nasihat untuk berjaga-jaga ini selalu relevan untuk kita renungkan kapan saja, dimana saja dan dalam situasi apa saja. Mengapa? Karena kematian (kiamat pribadi) itu bisa datang kapan saja, di mana saja dan dalam situasi apa saja. Sekarang banyak to, orang yang meninggal mendadak tanpa sakit. Tanpa tanda-tanda akan dipanggil Tuhan. Kita tidak tau kapan Tuhan akan memanggil kita. Karena tidak tau, maka jalan satu-satunya adalah menyiapkan diri setiap saat. “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga”. Oleh sebab itu, mari kita senantiasa berjaga-jaga agar kita siap. (memet_johan) 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMAKNAI PERTOBATAN ; BERUBAH DAN BERBUAH !!

PERTOBATAN MEMBAWA KESELAMATAN

KEBIASAAN BAIK UMAT KATOLIK