MANFAAT DOA ROSARIO
Dalam tradisi Gereja Katolik bulan oktober dikhususkan untuk berdoa Rosario. Kata Rosario berasal dari bahasa Latin yaitu rosarium (dari akar kata rosa yang berarti bunga mawar). Secara harafiah, Rosario berarti karangan bunga mawar. Bila dikaitkan dengan devosi itu sendiri, maka Rosario berarti suatu rangkaian doa beserta peristiwa renungan Alkitab yang dilakukan dengan serangkaian biji-biji. Biji-biji itu membentuk karangan doa bagaikan karangan bunga mawar. Di samping itu, Rosario disebut juga mahkota mawar. Dijuluki sebagai mahkota mawar karena mawar adalah ratu semua bunga. Jadi Rosario adalah ratu dari semua devosi, sehingga Rosario adalah devosi yang paling penting. Rosario juga dianggap sebagai doa yang paling sempurna karena di dalamnya terkandung warta keselamatan yang mengagumkan.
Pengertian doa
Rosario
Dalam ajaran
Katolik, doa Rosario termasuk doa yang paling sederhana. Bisa didoakan di mana
pun, dalam kondisi apa pun, dan oleh siapa pun. Meskipun sederhana, doa Rosario
memuat doa yang lengkap dalam tradisi iman Katolik dan memiliki mukjizat yang
dahsyat. Semua doa pokok ada di sana, yakni doa Pengakuan Iman Rasul (syahadat Kristen),
Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan, dan Terpujilah.
Mengutip 12 Katekese, Renungan, dan Doa Bunda Maria oleh Y. Gunawan (2019: 77), doa Rosario adalah doa untuk merenungkan peristiwa-peristiwa dalam hidup Yesus Kristus. Gereja mengakui doa Rosario sebagai doa utama sekaligus devosi utama umat beriman.
Doa Rosario
termasuk meditasi dan doa renungan tentang bagian Alkitab (misteri) yang
menceritakan kehidupan Yesus. Misteri ini termasuk momen-momen penting dalam
kehidupan Yesus.
Di dalam doa
Rosario, ada permenungan yang lengkap dan kaya tentang sejarah keselamatan
manusia yang berpuncak dalam hidup Yesus. Permenungan yang terinspirasi dari
Alkitab itu dikelompokkan dalam empat peristiwa, yaitu peristiwa gembira,
sedih, mulia, dan terang.
·
Peristiwa Gembira, meliputi
Bunda Maria menerima Kabar Gembira dari Malaikat Gabriel, Maria mengunjungi
Elizabeth saudaranya, Yesus dilahirkan di Betlehem, Yesus dipersembahkan di
Bait Allah, dan Yesus ditemukan dalam Bait Allah.
·
Peristiwa Sedih, meliputi
tentang Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di Taman Getsemani, Yesus didera, Yesus
dimahkotai duri, Yesus memanggul salib-Nya ke Gunung Kalvari, dan Yesus wafat
di salib.
·
Peristiwa Mulia, meliputi
Yesus bangkit dari kematian, Yesus naik ke surga, Roh Kudus turun atas para Rasul,
Maria diangkat ke surga, dan Maria dimahkotai di surga.
· Peristiwa Terang, meliputi Yesus dibaptis di Sungai Yordan, Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana, Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan, Yesus menampakkan kemuliaan-Nya, dan Yesus menetapkan Ekaristi.
Sumber ajaran Agama Katolik tentang Doa Rosario
a. Dasar Alkitabiah/Kitab Suci
Sedikit untuk memberikan gambaran tentang pemahaman dasar alkitabiah yang dapat menjadi landasan kita untuk merenungkan misteri kasih Allah dan Sang Bunda-Nya. Kasih Allah yang terpancar dalam diri Bunda Maria patut kita renungkan sebagai dasar untuk merenungkan misteri-misteri Rosario suci dalam doa-doa kita setiap hari. Mendaraskan doa Rosario tidak lain adalah menatap Wajah Kristus bersama Maria. Allah yang menjadi manusia mengalami suatu penderitaan, sengsara, wafat di kayu salib dan kemenangan atas maut melalui kebangkitan. Kita akan menemukan makna terdalam dalam doa-doa Rosario ketika kita memahami maksud setiap doa-doa kita. Hal ini membantu kita untuk ikut ambil bagian dalam setiap pendasaran doa-doa kita. Tahap permenungan-kita perlu memulai dari awal ketika Yesus datang ke dunia, berkarya, menderita hingga wafat. Misteri Rosario suci mengajak kita untuk membuka diri terhadap kisah-kisah Yesus yang menjadi manusia sekaligu Allah. Sebagaimana dalam konsili Khaldeson (451) bahwa Ia sungguh Allah dan sungguh manusia. Dalam kitab Yesaya 11:1 “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.” Makna isi dari ayat kitab Yesaya 11:1. Tunas keturunan baru isai, taruk melambangkan Mari, buah melambagkan Yesus lahir dari Maria
b. Ajaran Tradisi
Asal-usul
doa Rosario tidak dapat ditentukan secara jelas. Pada masa awal Gereja,
penggunaan “buti-butir” atau “manik-manik” dan pendarasan doa berulang-ulang
seperti dalam doa Rosario sekarang ini, sudah lazim dilakukan oleh para rahib
ketika mereka berdoa harian dengan mendaraskan mazmur yang jumlahnya 150,
sesuai dengan jumlah mazmur yang ada dalam Kitab Suci. Tapi tidak berarti bahwa
doa Rosario sudah mulai sejak awal Gereja. Setelah berakhirnya zaman
penganiayaan terutama pada abad 11, banyak kaum awam yang ingin berpartisipasi
dalam liturgi/biara, namun mereka mengalami kesulitan membaca mazmur karena
tidak semua mereka terpelajar. Maka sebagai gantinya mereka mendaraskan 150
kali doa Bapa Kami yang sudah dihafal, dan sebagai alat bantu
perhitungan, mereka menggunakan 150 biji-bijian atau membuat simpul-simpul
kecil dari tali.
Seiring dengan perkembangan
devosi Maria, maka sejak abad 12 sampai abad 15. susunan dan rumusan doa
Rosario mulai nampak perlahan-lahan dengan digantinya pendarasan doa Bapa Kami
yang jumlahnya 150 mulai menjadi doa Salam Maria. Ke-150 doa Salam Maria lalu
dikenal sebagai “Mazmur Santa Perawan Maria” atau “Mary’s Psalter” yang dibagi
dalam 3 bagian masing-masing berisi 50 doa Salam Maria yang disebut na tri coicat atau 3 limapuluhan.
Pembagian semacam ini sebetulnya sudah dimulai sekitar tahun 800-an oleh para
rahib dari Irlandia.
Pada abad 14 atau awal abad
15, seorang biarawan Carthusian, Dominikus dari Prussia mulai mengkaitkan
ayat-ayat mengenai hidup Yesus dan Maria dengan 50 Salam Maria. Jumlah
Salam Maria tergantung berapa jumlah kaitan ayat hidup Yesus dan Maria.
Misalnya 7 Salam Maria untuk mengenang tujuh kedukaan Maria, 15 Salam Maria
untuk mengenal 15 kegembiraan Maria. Seorang rahib Chartusian yang lain,
Henrikus Kalkar dari Rhineland membagi 150 Salam Maria ke dalam
kelompok-kelompok lebih kecil; satu kelompok berisi 10 Salam Maria yang
dipisahkan dengan satu Doa Bapa Kami. Doa dari berbagai bahan (doa-doa, ayat) ini
kemudian disebut “rosarium” (kebun Mawar) atau semacam bunga rampai. Inilah
arti nama rosario dalam doa rosario. Para Biarawan Chartusian menyebarkan
praktek doa ini ke Inggris dan ke berbagai negara.
Pada abad 16 doa rosario mulai mendapat tambahan dari rangkaian peristiwa hidup Yesus dan Maria dalam bentuk peristiwa Yesus Kristus seperti peristiwa GEMBIRA, SEDIH, MULIA. Jadi secara tradisi, Rosario sudah digunakan sejak awal Gereja itu ada, tentu dengan berbagai perkembangannya sampai saat ini.
c. Magisterium Gereja
Semangat dan minat umat Kristen Katolik
terhadap doa rosario mendorong sejumlah Paus untuk menetapakan
bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Paus Leo XIII secara resmi yang
secara resmi menetapkan bulan Oktober sebagai bulan rosario, menulis:
"Kepada Bunda Surgawi ini kita telah persembahkan kembang-kembang mawar
pada bulan Mei, maka kepadanya kita juga hendak mempersembahkan paneh
buah-buahan yang berlimpah bulan Oktober dengan hati yang penuh ikhlas."
Pada tahun 1883, dalam Eksikliknya "Supremasi Apostolatus"
Masa-masa
belakangan ini, rosario telah dijunjung tinggi dan dianjurkan sebagai suatu
sarana yang efektif bagi pertumbuhan rohani. Banyak para kudus mendorong
didaraskannya rosario, termasuk St Petrus Kanisius, St Filipus Neri dan St
Louis de Montfort.
Paus
Leo XIII, yang kerap disebut “Paus Rosario”, berupaya memelihara tradisi
doa ini, yang ditegaskannya sebagai suatu senjata rohani yang ampuh melawan
kejahatan (Supremi Apostolatus Officio, 1884). Paus Pius XI pada tahun 1938
memberikan indulgensi penuh kepada barangsiapa yang mendaraskan rosario di
depan Sakramen Mahakudus.
Paus
Beato Yohanes XXIII dan Paus Paulus VI keduanya juga dikenal sebagai penganjur
rosario yang gigih. Buku Pedoman Indulgensi (1969), yang mendapatkan
persetujuan Paus Paulus VI, memberikan indulgensi penuh “jika rosario
didaraskan di sebuah gereja atau suatu tempat doa umum, atau dalam suatu
kelompok keluarga, suatu komunitas religius atau perkumpulan saleh….” (No. 48).
Peristiwa TERANG atau
CAHAYA yang sekarang ini ada baru ditambahkan oleh Bapa Paus Yohanes
Paulus II tanggal 16 Oktober 2002 melalui surat Apostulik “Rosarium Virginis
Mariae”.
Yang paling akhir, untuk menandai diawalinya 25 tahun masa pontifikatnya, Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II menerbitkan Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, dimana beliau menetapkan Peristiwa Cahaya dan lagi, mendorong umat beriman untuk menggunakan rosario untuk “bersama Maria, merenungkan wajah Kristus.”
Cara memahami dan merenungkan Doa Rosario
Doa rosario selalu kita buka dengan mengucapkan iman kepercayaan kita yaitu Syahadat Para Rasul. Inilah iman kita yang mendasari hidup doa mengapa kita berdoa rosario. Tanpa iman, sia-sialah doa kita. Kalau St. Yakobus bilang tanpa perbuatan, iman adalah mati, maka sebaliknya kita bisa berkata tanpa iman perbuatan kita adalah mati, sia-sialah perbuatan kita. Maka iman bukan saja menjadi landasan berdoa, tetapi juga menjadi landasan hidup kita. Perbuatan itu menurut St. Paulus adalah kasih. Tanpa kasih iman adalah mati.
Kemudian doa rosario dilanjutkan dengan doa Bapa Kami. Inilah doa yang diajarkan Kristus sendiri kepada kita, doa yang diajarkan karena kita memintanya, karena kita tidak tahu bagaimana harus berdoa. Maka kerendahan hati menjadi syarat utama dalam kita berdoa, termasuk berdoa rosario. Bunda Maria sendiri juga memberi contoh kepada kita Aku ini hamba Tuhan jadilah padaku menurut perkataanmu.
Selanjutnya rangkai tiga Salam Maria dalam doa Rosario, mengingatkan kita bahwa doa itu bukan saja untuk menghormati hubungan Bunda Maria dengan Tri Tunggal, tetapi juga menegaskan kepada kita bahwa doa kita adalah doa yang ditujukan kepada Tri Tunggal melalui Bunda Maria, atau dengan kata lain melalui Maria kita sampai kepada Puteranya, Bagian pertama dari doa Rosari0 lalu ditutup dengan doa kemulian kepada Tri Tunggal Maha Kudus (Doksologi), dan doa ini akan terus menandai setiap akhir dari setiap 10 Salam Maria
Bagian kedua
dari doa Rosario ialah bersama Bunda Maria kita menatap wajah Kristus. Bagian
ini mengajak kita memasuki dunia kontemplatif, menyelami misteri Yesus
Kristus melalui peristiwa-peristiwa Gembira, Terang, Sedih dan Mulia. Inilah
kedalaman doa Rosario. Inilah yang disebut jiwa dari doa Rosario. Maka ketika
kita berdoa rosario dan kita tidak sampai pada permenungan tentang
peristiwa-peritiwa itu dengan sungguh-sungguh, maka kita belum sepenuhnya berdoa
Rosario. Bapa Paus Paulus VI mengatakan: Tanpa permenungan tentang Yesus
Kristus atau tanpa dimensi kontemplatif, doa rosario akan kehilangan maknanya
seperti tubuh kehilangan jiwanya. Tubuh rosario adalah doa-doa yang kita ucapan
secara lisan (Salam Maria, Bapa kami, Kemuliaan… dst), jiwa rosario adalah
permenungan kita tentang Yesus Kristus. Karena itu penting bahwa di setiap
peristiwa kita hening sejenak merenungkannnya, agar doa rosario kita memiliki
“jiwa”. Jangan sampai hanya mimiliki tubuh saja yaitu kita jatuh pada mekanisme
pengulangan kata. Karena itu Bapa Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa
Rosario adalah benar-benar doa yang berpusat pada Kristus dan merupakan
“ringkasan” seluruh Injil. Pengulangan Salam Maria 10 dimaksudkan untuk memenuhi
tujuan itu.
Per Mariam Ad Jesum (melalui
Bunda Maria Kita sampai kepada Yesus)
Rosario merupakan doa bersama Bunda Maria
untuk mengkontemplasikan wajah Kristus sebagaimana Bunda Maria memandangNya.
kita memandangNya dengan pandangan bertanya (luk 2;48) pandangan penuh iman
akan campur tangan-Nya (lih. Yoh 2:5); pandangan duka cita di kaki salib-Nya,
dan kesediaan untuk menerima Bunda Maria sebagai ibu bagi kita (lih. Yoh
19:25-27); pandangan suka cita pada saat kebangkitan-Nya dan saat menerima Roh
Kudus (lih. Kis 1:14). Dengan doa kontemplasi ini, kita mengenang Kristus dan karya
penebusan-Nya bagi kita manusia.Dalam liturgi gereja, doa Rosario biasanya
diperingati oleh umat katolik pada bulan oktober. Keluarga yang mendoakan doa
rosario akan bertumbuh dalam kasih kepada Kristus, dan karenanya persatuan
kasih mereka diteguhkan dan senantiasa diperbaharui. Demikian pula doa rosario
merupakan doa yang membangun kesatuan umat di dalam Gereja, sebab yang pusat
permenungan dalam doa tersebut adalah Kristus, yang adalah Sang Kepala Gereja.
Doa yang terus diulang-ulang ini sangat membantu memusatkan perhatian pada misteri keselamatan yang direnungkan. Tetapi hendaknya diingat bahwa doa-renungan ini harus dibangun dan dipupuk oleh iman; maka baik kalau bacaan-bacaan singkat, renungan atau ayat-ayat nyanyian disisipkan di antara setiap dasa Salam Maria. Kalau tidak dilandasi iman, ada bahaya bahwa doa rosario menjadi rentetan kata-kata yang kosong.
Doa
Rosario, meskipun memiliki ciri-ciri doa penghormatan kepada Bunda Maria, namun
pada intinya adalah doa yang berpusat pada Kristus. Doa ini mencerminkan pesan
Injil, sebagai ringkasannya. Doa Rosario merupakan echo dari doa Bunda Maria
sendiri, yang memuji Tuhan atas karya Tuhan menyelamatkan manusia, yang dimulai
dari Inkarnasi Kristus di dalam rahimnya. Dengan berdoa Rosario, umat Kristiani
duduk dalam bimbingan Bunda Maria untuk memandang wajah Kristus dan mengalami
kedalaman kasih-Nya. Melalui doa Rosario umat beriman menerima rahmat
berlimpah, seperti menerimanya dari tangan Bunda Maria yang melahirkan Kristus
Penyelamat kita.
Dengan berdoa Rosario kita berdoa bersama Bunda
Maria. Dalam doa Rosario, Bunda Maria menggabungkan doanya dengan doa kita.
Maka besarlah kuasa doa tersebut, sebab Bunda Maria adalah seorang yang telah
dibenarkan Allah (lih. Yak 5:16). Tuhan Yesus tak pernah menolak permohonan
Bunda-Nya. Dalam penampakan-penampakannya, Bunda Maria mengundang kita untuk
mendaraskan doa Rosario sebagai senjata melawan kuasa jahat dan untuk
memberikan kepada kita rasa damai sejahtera. Dengan doa Rosario, kita dapat
memohon bersamanya rahmat pertobatan bagi banyak orang, dan mengusir kuasa
jahat dalam diri kita sendiri dan dari tanah air kita.
Manfaat berdoa
Rosario
Doa
Rosario sungguh bermanfaat dalam kehidupan menggereja. Walaupun sebagai doa
yang sederhana tetapi tetap hidup di berbagai kalangan umat beriman Katolik.
Hal ini terjadi bukan karena doa ini mudah dihafal atau diingat, tetapi karena
manfaatnya yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Banyak persoalan dapat teratasi
karena doa ini. Bahkan untuk perdamaian dunia pun, doa Rosario bisa menjadi
senjata untuk terwujudnya perdamaian.
Berikut
adalah lima manfaat berdoa rosario bersama keluarga!
1. Membangun hubungan
spiritual keluarga dengan Bunda Maria
Sebagai
umat Katolik, tentu cukup memahami bahwa Bunda Maria telah melakukan pekerjaan
kudus sebagai Bunda Allah. Sehingga iman dan kepercayaan pun tumbuh untuk mendeklarasikan
penghormatan terbaik kepada Bunda Maria melalui doa rosario.
Sehingga
dalam waktu bersamaan, bahwa hal tersebut membuahkan hubungan spiritual yang
intim dengan Bunda Maria.
2. Menanamkan nilai
kasih Yesus dalam keluarga
Dalam
Matius 22:37-39, Tuhan Yesus menasihati umatnya, "Kasihilah Tuhan,
Allahmu ... Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua,
yang sama dengan itu, ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri."
Dengan
kata lain, para umat Katolik diwajibkan untuk membangun nila-nilai kasih Yesus
dalam kehidupan pribadinya, termasuk keluarga. Tentu, melalui doa rosario, keluarga
katolik akan semakin merasakan kedekatan intim terhadap nilai tersebut.
3. Membekali
pendidikan agama pada setiap anggota keluarga
Memeluk
sebuah agama tidak sekadar memiliki catatan terkait pada data kependudukan atau
yang tertulis pada Kartu Tanda Penduduk (KTP). Sebaliknya, dibutuhkan bekal
pendidikan agama melalui kegiatan rohani yang sebaiknya dibangun secara
konsisten.
Itu
artinya, membangun kebiasaan berdoa rosario bersama anggota keluarga akan turut
memberi bekal pendidikan agama Katolik yang diperlukan. Secara perlahan pun,
bekal pendidikan agama tersebut akan tertanam di hati dan menjadi sandaran yang
menguatkan
4. Membangun suasana
spiritual yang damai
Sebagai
pemeluk agama Katolik yang setia, tentu kita ingat ajaran Tuhan Yesus yang
tertulis pada Lukasi 6:45 bahwa "Orang yang baik mengeluarkan
barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik." Atau apa
yang keluar dari mulut berasal dari hati.
Dengan
kata lain, sikap dan perbuatan yang membuahkan suasana yang damai harus dimulai
dari menyelidiki nilai-nilai apa yang tertanam di dalam hati itu. Melalui doa
rosario bersama keluarga akan dapat berubah menjadi sebagaimana yang diharapkan
oleh Tuhan Yesus dan Bunda Maria.
5. Membentuk karakter
Katolik yang diharapkan
Membangun
kedewasaan karakter sebagai umat Katolik merupakan hal yang sebaiknya dilakukan
dengan sepenuh hati. Pasalnya, karakter tersebut berperan penting dalam menopang
sikap dan perkataan antar sesama manusia, termasuk anggota keluarga.
Namun, perlu diketahui bahwa proses membangun karakter tersebut harus ditujukan kepada teladan Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Maka dari itu, doa rosario yang melekat pada Bunda Allah dan Juruselamat Dunia akan jelas membantu dalam hidup keluarga.
Simpulan
Doa Rosario
merupakan doa yang sangat singkat, sederhana dan memiliki makna yang mendalam.
Kesederhanaan doa Rosario dapat didoakan kapan dan di mana saja. Tidak
tergantung pada tempat dan aturan. Biasanya dalam perjalanan pun, terkadang dapat
mendaraskan doa Rosario, meskipun doanya maju mundur, kadang sudah doa Salam
Maria tapi tak selesai. Harus tetap berusaha sekurang-kurang dapat didoakan
satu peristiwa. Kesederhanaan doa Rosario menunjukkan bahwa doa Rosario bisa
dilakukan oleh siapa saja, bahkan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bisa
mendaraskan doa Rosario. Doa yang memiliki kekhasan dalam Gereja Katolik
ini, sungguh menjadi mukjizat nyata. Doa ini sungguh menjadi pengalaman iman
yang mendalam ketika dilakukan dengan sepenuh hati. (memet_johan)
Komentar
Posting Komentar