APA ITU KEBAHAGIAAN ?



APA ITU KEBAHAGIAAN ?

 

Apakah tujuan akhir dan cita-cita mendasar setiap orang yang hidup di dunia ini?

Kalau pertanyaan ini ditujukan pada kita – siapapun kita dengan latar belakang pendidikan, usia, pekerjaan dan sosial ekonomi – pasti jawaban yang akan diberikan adalah KEBAHAGIAAN. Lebih tepatnya adalah kita menginginkan kebahagiaan di dunia sekarang ini dan kebahagiaan nanti di kehidupan yang lain (akhirat). Dalam perjalanan hidup seseorang di dunia ini, baik itu di keluarga, di tempat kerja dan di masyarakat tujuan kahir yang ingin dicapai adalah memperoleh kebahagiaan. Proses mencari kebahagiaan itu tentu tidaklah mudah seperti yang kita inginkan, akan tetapi untuk memperolehnya diperlukan usaha keras dan perjuangan.

Lalu pertanyaannya adalah apa itu kebahagiaan? Setiap orang pasti memiliki jawaban yang kurang lebih hampir sama. Bahagia itu apabila dalam hidup ini sudah tercukupi kebutuhan sandang, papan dan pangan, artinya orang akan mudah mengatakan saya bahagia karena sudah memiliki rumah sendiri, pekerjaan yang mapan dengan penghasilan yang banyak, memiliki kendaraan mewah, tabungan yang banyak, keluarga yang sehat dan lincah dls. Itulah ukuran yang seringkali dipakai untuk menunjukkan suatu situasi atau kondisi yang namanya kebahagiaan. Untuk memperoleh kebahagiaan itu ada banyak cara dan banyak jalan yang ditawarkan. Tetapi apakah jalan-jalan yang ditawarkan itu sudah menjawab kerinduan manusia akan kebahagiaan?

Dalam kenyataannya banyak dari manusia yang memiliki kepenuhan akan kekayaan duniawi tidak memiliki kebahagiaan, ia masing sering juga merasa gelisah dan sedih bahkan mengalamai sengsara dasn penderitaan. Sebaliknya ada manusia yang walau tanpa ditunggui oleh yang namanya kekayaan dan kemewahan, tetapi justru memiliki kebahagiaan. Lalu apakah arti kebahagiaan yang sebenarnya ?

Bagi Tuhan Yesus satu-satunya jalan atau kunci untuk memiliki kebahagiaan dalam hidup ini adalah saling mengasihi. Kasih ada dalam persatuan hidup dengan Bapa. Bila persatuan dengan Bapa itu terjadi, pastilah juga terwujud dengan adanya kebersamaan bersama sesama. Tidak mungkin kita mengatakan mencintai Tuhan, tanpa mencintai sesama kita.

Bagaimana mengasihi itu? dikatakan oleh Tuhan Yesus juga. ”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu” (ayt 15) ”Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” (ayt 23).

Kasih itu baru nyata apabila kita mau mendengarkan dan menuruti firman-firmanNya. Manakah kiranya perintah dan firman-firman Tuhan itu? Ada banyak perintah dan firman Tuhan yang kita temukan apabila kita mendengarkan atau membaca Kitab Suci. Yang pada intinya perintah dan firman Tuhan itu terangkum dalam perintah untuk saling mengasihi. Tuhan Yesus bersabda demikian tentang kasih; “Supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murdtKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Kasih bukan sesuatu yang mengawang-awang, melainkan sesatu yang nyata. Karena kasih adalah kehendak untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Roh. Roh itulah yang menggerakkan hati seseorang untuk melakukan sesuatu hal. Tidak jarang orang berfikir bahwa kasih berarti bertemunya dua anak manusia yang sepakat untuk menyatukan hati dalam hidup bersama, baik suka maupun duka sampai ajal memisahkan mereka. Dengan kata lain, kasih berarti jatuh hati, laki-laki jatuh hati kepada wanita dan sebaliknya. Mungkin pengertian ini ada benarnya, akan tetapi tidak hanya sebatas pengertian itu. Kasih itu lebih luas artinya dari cinta yang hanya dibelenggu oleh hawa nafsu dan kepuasan diri, kasih itu menjangkau sisi kemanusiaan yang lebih luas.

Apa gunanya orang berbicara tentang kasih, kalau ia tidak melakukannya, untuk apa seseorang menjelaskan tentang makna kasih, kalau ia tidak mengerjakannya. Kenyataan seringkali menunjukkan bahwa kasih tidak hanya dapat dibahas, dibicarakan dan didiskusikan saja. Kasih baru dapat dipahami kalau itu dilakukan dalam karya nyata. Tindakan dan perbuatan seringkali berbicara lebih banyak dari pada indahnya kata-kata ataupun bagusnya sebuah teori.

Inilah jalan menuju final dan cita-cita mendasar setiap orang. Kebahagiaan yang sejati rupanya tidak hanya dengan pemenuhan kebutuhan barang-barang duniawi saja, tetapi dengan memiliki kasih kepada Allah dan sesama kita. (memet_johan)

 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMAKNAI PERTOBATAN ; BERUBAH DAN BERBUAH !!

PERTOBATAN MEMBAWA KESELAMATAN

KEBIASAAN BAIK UMAT KATOLIK