MARIA, Bunda Sang Penebus Dan Bunda Kita

 


    Diantara para orang Kudus Maria mendapat penghormatan Istimewa, karena kedudukannya yang istimewa, karena : Maria adalah Bunda Yesus. Namun Maria juga patut disebut Bunda Allah, karena kita mengakui keallahan Puteranya. Maria juga disebut perawan, sebab Maria mengandung bukannya dari Yusuf, tunangannya, melainkan dari Roh Kudus (Mat 1 : 18-25). Kata Malaikat Gabriel kepada Maria, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau. Sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut Kudus, Putra allah” (Luk 1 : 28). Demikian Tuhan menyediakan kediaman yang pantas bagi putera-Nya, yaitu Yesus Kristus, penebus kita. Umat Katolik percaya juga bahwa Maria pada akhir hidupnya telah diangkat ke dalam kemuliaan surgawi dengan jiwa dan raganya.

Bunda Kristus – Bunda Gereja

Maria telah dihiasi dengan anugerah-anugerah itu, sebab Tuhan telah memilih Maria sebagai “pintu” yang dilalui putra-Nya ketika masuk ke dunia ini. Namun demikian Maria tidak menerima semua hal itu secara pasif. Maria  sendiri telah menyatakan kesanggupannya untuk menjadi Bunda Penebus. Tawaran Malaikat kepadanya ditanggapi dengan menjawab penuh iman, “Aku ini Hamba Tuhan, Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1 : 38). Oleh karena iman dan kesanggupan Maria itu Allah Penyelamat telah datang di dunia.

Namun gereja pun mendengarkan Sabda Tuhan dengan iman. Karena iman itu gereja dapat menyampaikan keselamatan kepada seluruh umat manusia. Maka dari itu gereja memandang Maria sebagai “model”nya.

Gelar Bunda Gereja diberikan kepada Ibu Maria oleh Yesus sendiri, ketika tergantung di salib. Yesus melihat ibu-Nya dan “murid yang dikasihi-Nya”, yaitu Yohanes, berdiri di bawah salib. Maka sesaat sebelum wafat Yesus bersabda kepada Yohanes, “Inilah Ibumu !” (Yoh 19 : 27). Demikian Dia menyerahkan rasul itu kepada pemeliharaan ibu-Nya. Namun Yohanes di situ mewakili semua murid Yesus, seluruh Gereja. Maka tepatlah kalau kita menghormati Maria dengan gelar : Bunda Gereja. Dalam Kitab Suci sendiri kita sudah melihat Maria tampil sebagai Bunda Gereja, ketika menemani para rasul dan bedoa bersama mereka di Yerusalem (bdk. Kis 1 : 14).

Kalau kita memandang gereja sebagai Tubuh di mana Kristus adalah kepalanya dan kita semua anggotanya, maka boleh dikatakan bahwa Maria tidak hanya melahirkan Kristus, Kepala gereja itu, melainkan karena cinta kasihnya juga turut melahirkan kita, para anggotanya. 

Bunda Maria adalah teladan kita

Maria telah menanggapi panggilan Allah dengan penyerahan kepada kehendak Bapa yang tak ada bandingnya dan selama hidupnya ia tetap setia akan jawaban yang pernah ia berikan dengan sadar dan bebas itu, “Aku ini Hamba Tuhan, Jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Dalam segala perbuatannya Maria didorong oleh kasihnya dan oleh kemauannya untuk mengabdi. Dia dalah murid Yesus yang pertama dan terbaik. Oleh karena sikap itu Maria tetap menjadi teladan bagi kita, meskipun keadaan masyarakat di mana kita hidup sudah berbeda sekali dengan masyarakat pada waktu itu. 

Penghormatan kepada Ibu Maria

Kita menghormati Maria, lebih-lebih dengan merayakan tahun liturgi, dimana Maria mendapat tempat yang wajar, sesuai dengan kedudukannya dalam misteri keselamatan kita. Dalam masa Adven dan Natal kita merayakan kedatangan Penebus kita dengan selalu menyadari bahwa terdapat hubungan erat antara Yesus dengan Ibu-Nya.

Ada empat hari raya Ibu Maria yang terpenting :

a.   Tanggal 8 Desember, Santa perawan Maria dikandung tanpa dosa

b.   Tanggal 1 Januari, Santa Maria Bunda Allah

c.   Tanggal 25 Maret, Kabar sukacita

d.   Tanggal 15 Agustus, Santa Perawan Maria diangkat ke surga.

Doa-doa yang paling bagus untuk menghormati Ibu Maria adalah : Doa Malaikat Tuhan dan Doa Rosario.

Umat Katolik suka menghias patung Bunda Maria di Gereja atau di rumah, berziarah ketempat-tempat di mana Maria dihormati, misalnya Gua Maria Sendangsono, Sendang Sriningsih, Pohsarang dls. Hal tersebut sangat baik, asal devosi/kebaktian itu tidak terlepas dari penghormatan yang kita sampaikan kepada Bapa oleh Kristus dalam persekutuan Roh Kudus. Jalan yang tepat ialah ‘melalui Maria supaya sampai kepada Yesus’, sebab selalu perlu kita sadari bahwa “Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia" (1 Tim 2 :5-6). Kebaktian yang sehat juga selalu berdasarkan apa yang kita ketahui dari Kitab Suci, tidak berdasarkan perasaan berlebih-lebihan yang dangkal dan lekas berlalu.

Janganlah pula kita begitu takut kepada ekses-ekses, sehingga malahan menjadi acuh tak acuh terhadap Ibu Maria. Maria sendiri telah meramalkan, “mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Maha Kuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku” (Luk 1 : 48-49).

Memang Maria patut kita hormati sebagai perawan yang menjadi ibu oleh kekuatan Roh Kudus. Maria patut kita cintai sebagai ibu kita semua yang menjadi anggota Tubuh Kristus, yaitu Gereja. Maria patut kita mintai perantaraannya dan pertolongannya, mengingat dia dulu juga mau menjadi perantara untuk mempelai di Kana (Yoh 2 : 1-8). Maria patut kita abdi sebab dialah ratu kerahiman dan bunda rahmat. Maria patut kita kagumi sebab dia telah melaksnakan dengan sempurna apa yang bagi Gereja baru merupakan harapan dan cita-cita, dan dia sudah sampai di tempat yang ingin kita capai kelak, yaitu kebahagiaan surga. (bdk, untuk seluruh fasal ini : Lumen gentium 52-69). 

Oktober sebagai Bulan Rosario

Kegiatan Doa Rosario ini merupakan kegiatan devosi (kebaktian) kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria. Ini tidak termasuk kegiatan liturgi gereja. Mulai sekitar abad 12 banyak umat Kristen yang tidak dapat mengikuti kegiatan ibadat harian gereja. Mereka ini adalah para awam yang tidak mengerti bahasa latin. Padahal gereja, terutama sejak abad tersebut menetapkan bahasa latin sebagai bahasa (liturgi) gereja. Kecuali para awam ini, para misionaris juga tidak dapat mengikuti kegiatan ibadat harian gereja. Mereka sering harus berkeliling dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Dalam ibadat harian gereja, seperti dipertahankan sampai sekarang, doa-doa yang digunakan terutama adalah dari Kitab Mazmur yang terdiri dari 150 Mazmur itu. Sebagai ganti 150 Mazmur yang panjang dan sulit (karena dalam bahasa latin), para awam dan misionaris ini dianjurkan mendoakan 150 doa Bapa kami, yang sering dibagi menjadi 3 kelompok 50 doa Bapa Kami. Doa seperti ini bahkan sudah dikenal sejak sekitar abad 10, misalnya dalam komunitas para Bruder di Kluni.

Dengan makin suburnya kegiatan devosi kepada Bunda Maria di sekitar abad 12 dan 13, muncullah doa rosario yang antara lain terdiri dari 150 Salam Maria. Sekali lagi ini merupakan doa sebagai gantinya 150 Mazmur yang digunakan dalam ibadat harian devosi kepada Bunda Maria dengan doa rosario ini makin populer pada jaman Santo Dominikus (wafat 1221). Tersebarnya kebiasaan doa rosario ini menyebabkan munculnya pesta rosario pada Minggu III bulan April, seperti dikenal di Spanyol. Ketika orang-orang kristen menang perang atas Turki di Lepanto, pada 7 Oktober 1571, mereka yakin bahwa kemenangan ini antara lain disebabkan oleh doa rosario. Maka Paus Pius V menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai pesta Bunda Kemenangan, mengenang kemenangan orang kristen atas Turki. Dan Paus Gregorius XIII, pada 1573 menetapkan ada pesta Rosario Suci pada Minggu I bulan Oktober. Dan ketika ratu Eugen mengalahkan Turki di Peterwardain (1716), Paus Klemen XI menetapkan pesta Rosario Suci ini untuk seluruh Gereja. Paus Pius X kemudian mengembalikan pesta Rosario Suci ini ke tanggal 7 Oktober. Pesta ini pada 1960 diberi nama Bunda Maria Ratu Rosario. Dan nama inilah yang dipertahankan dalam kalender Gereja sampai sekarang.

Doa Rosario memang termasuk doa yang dianjurkan oleh Gereja sampai sekarang doa seperti ini memang bisa membantu kita untuk berkonsentrasi didalam doa dan kemudian masuk ke dalam kegiatan meditasi. Maka doa Rosario juga sering digolongkan ke dalam doa renungan. Doa ini seperti setiap doa lainnya, tentu hanya bermakna kalau sungguh merupakan ungkapan iman. Bacaan singkat dari Kitab Suci, lagu-lagu yang sesuai pasti akan sangat membantu dalam doa seperti ini.

Yang paling penting dalam doa rosario ini bukan bahwa kita dapat menyelesaikan doa 150 Salam Maria, atau paling sedikit 50 Salam Maria. Tetapi bahwa melalui doa sederhana dan ritmis seperti ini kita sungguh bisa merenungkan misteri-misteri iman yang pokok, terutama sehubungan dengan peristiwa keselamatan seperti yang terjadi dalam diri Yesus dan Maria. Diharapkan bahwa dengan renungan seperti ini iman kita makin kokoh dan kita dapat hidup meneladan Yesus dan Maria. Semoga buah inilah yang antara lain bisa kita petik di bulan Oktober yang oleh gereja dijadikan bulan Rosario. (memetjohan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMAKNAI PERTOBATAN ; BERUBAH DAN BERBUAH !!

PERTOBATAN MEMBAWA KESELAMATAN

KEBIASAAN BAIK UMAT KATOLIK